Salah satu kisah menarik yang pernah saya baca adalah kisah seorang seniman, sastrawan sekaligus filsuf kenamaan bernama Rabindranath Tagore. Konon Tagore kecil mengalami gangguan penglihatan dimana ia tidak mampu melihat segala sesuatu dengan jelas. Suatu ketika tatkala bermain di sebuah lapangan ia memperhatikan teman sepermainannya yg memakai kaca-mata. Ia mencoba kaca-mata temannya itu dan ternyata dengan kaca-mata temannya itu Tagore kecil melihat semuanya dengan begitu jelas. Kaca-mata itu telah mengubah segalanya, bahkan menurut banyak catatan Tagore menulis puisi-puisinya dari saat ia berumur delapan tahun dan karya pertamanya diterbitkan saat ia baru berumur 16 tahun. Pada tahun 1913 ia mendapat penghargaan bergengsi yaitu penghargaan Nobel dibidang Sastra.
Belajar dari kisah kaca-mata di atas, saya mencoba menghubungkan relasi antara anak dengan orang tua. Tugas orang tua sesungguhnya adalah memberi kaca mata yg tepat bagi anak anaknya, baik model, warna kaca, terlebih ukuran kaca-matanya. Ketika anak anak diberi ‘kaca- mata’ yg tepat ukurannya maka mereka akan berkembang menjadi pribadi yang menarik, begitu juga sebaliknya ketika orang tua memberi kacamata yang tidak pas ukurannya maka kelak ada kekosongan dalam hidupnya. Bagaimana ukuran ‘kaca-mata’ itu? Kita dapat belajar dari puisi tentang pendidikan yang ditulis Dorothy Law Nolte. Berikut ini saya kutipkan sebagian tentang ‘kaca-mata’ itu. Kaca-mata yang tidak cocok ukurannya digambarkan sebagai berikut:
-jika anak dibesarkan dengan kecaman, maka ia akan belajar untuk mengutuk.
-jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia akan belajar melawan.
-jika anak dibesarkan dengan ketakutan maka ia akan hidup dengan memprihatinkan.
-jika anak dibesarkan dengan belas kasihan maka ia belajar mengasihi diri sendiri.
Sebaliknya ‘kaca-mata’ yang tepat ukurannya digambarkan seperti berikut ini:
*jika anak dibesarkan dengan dorongan maka ia akan belajar percaya diri.
*jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia akan belajar kesabaran.
*jika anak dibesarkan dengan penerimaan, maka ia akan belajar mencintai.
*jika anak dibesarkan dengan pengakuan, maka ia akan hidup dengan memiliki tujuan.
*jika anak dibesarkan dengan berbagi, maka ia akan belajar murah hati.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, ‘kaca-mata’ ukuran mana yang sudah kita berikan kepada anak anak? ‘Kaca-mata’ yang sudah kita berikan itulah yang menjadi kepribadian mereka. Mari kita renungkan.
Oleh : Bp.A.A.Gunawan