
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.”
Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.
Yohanes 8:51-52
Sulit untuk membayangkan sesuatu yang lebih buruk yang dapat dikatakan tentang Yesus. Apakah mereka benar-benar mengira Dia kerasukan si jahat? Tampaknya begitu. Sungguh hal yang menyedihkan dan aneh untuk dikatakan tentang Anak Allah. Inilah Allah sendiri, dalam pribadi Yesus, menawarkan sebuah janji hidup yang kekal. Dia mengungkapkan Kebenaran suci bahwa ketaatan pada Firman-Nya adalah jalan menuju kebahagiaan abadi dan bahwa setiap orang perlu mengetahui Kebenaran ini dan menjalankannya. Yesus berbicara ini dengan bebas dan terbuka, tetapi tanggapan dari beberapa orang yang mendengar pesan ini sangat mengecewakan, fitnah dan jahat.
Sulit untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran mereka yang menyebabkan mereka mengatakan hal seperti itu. Mungkin mereka cemburu pada Yesus, atau mungkin mereka benar-benar bingung. Apapun masalahnya, mereka berbicara sesuatu yang sangat merusak.
Kerugian dari pernyataan seperti itu tidak terlalu ditujukan kepada Yesus; sebaliknya, itu merusak diri mereka sendiri dan juga orang-orang di sekitar-Nya. Yesus secara pribadi dapat menangani apa pun yang dibicarakan tentang Dia, tetapi orang lain tidak bisa. Penting untuk dipahami bahwa kata-kata kita sendiri dapat merusak diri kita sendiri dan orang lain.
Pertama-tama, kata-kata mereka merusak diri mereka sendiri. Dengan mengucapkan pernyataan yang salah seperti itu di depan umum, mereka mulai menempuh jalan keras kepala. Dibutuhkan kerendahan hati yang besar untuk menarik kembali pernyataan seperti itu di masa depan. Begitu pula dengan kita. Ketika kita mengungkapkan sesuatu yang merusak orang lain, sulit untuk menariknya kembali. Sulit untuk kemudian meminta maaf dan memperbaiki luka yang telah kita sebabkan. Kerusakan terutama terjadi pada hati kita sendiri karena sulit untuk melepaskan kesalahan kita dan dengan rendah hati bergerak maju. Tapi ini harus dilakukan jika kita ingin memperbaiki kerusakan.
Kedua, komentar ini juga merusak mereka yang mendengarkan. Beberapa mungkin telah menolak pernyataan jahat ini tetapi yang lain mungkin telah merenungkannya dan mulai bertanya-tanya apakah sebenarnya Yesus kerasukan. Dengan demikian, benih keraguan ditaburkan. Kita semua harus menyadari bahwa kata-kata kita mempengaruhi orang lain dan kita harus berusaha untuk mengucapkannya dengan sangat hati-hati dan penuh kasih.
Renungkan, hari ini, pada kata-kata anda sendiri. Apakah ada hal-hal yang telah anda bicarakan kepada orang lain yang sekarang anda sadari salah atau menyesatkan? Jika demikian, apakah anda berusaha untuk memperbaiki kerusakan dengan menarik kembali kata-kata anda dan meminta maaf? Renungkan juga, pada fakta bahwa mudah untuk ditarik ke dalam percakapan jahat orang lain. Sudahkah anda membiarkan diri anda terpengaruh oleh percakapan seperti itu? Jika demikian, putuskan untuk membungkam telinga anda terhadap kesalahan seperti itu dan cari cara untuk mengatakan yang sebenarnya.
Tuhan dari segala Kebenaran, beri aku rahmat untuk mengucapkan kata-kata suci yang selalu memuliakan-Mu dan mencerminkan Kebenaran abadi yang hidup di dalam Hati-Mu. Bantu diriku untuk juga menyadari kebohongan di sekitarku di dunia yang penuh dosa ini. Semoga HatiMu menyaring kesalahan dan hanya membiarkan benih Kebenaran ditanam dalam pikiran dan hatiku. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin
Renungan 06 April 2022 Renungan 08 April 2022
DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG
Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7
Bagi umat yang kesulitan mengisi data, bisa meminta bantuan kepada Ketua Lingkungan masing-masing.