Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
Lukas 5:12-13
Sekali lagi, kita memiliki gambaran sujud di hadapan Tuhan kita. Kali ini oleh penderita kusta. Tetapi minggu lalu, saat kami merayakan Epifani, kami diingatkan akan tiga orang Majus dari Timur yang juga datang untuk memuja Kristus dan bersujud di hadapan-Nya.
Mungkin kita semua ingin melihat diri kita sebagai orang Majus, datang untuk mencari Kristus sebagai individu yang bergengsi dan dikagumi oleh orang lain di masyarakat. Orang Majus pasti akan terlihat seperti itu. Namun, kita tidak boleh gagal untuk juga melihat diri kita sendiri serupa dengan penderita kusta ini yang datang kepada Yesus dalam kelemahan dan kekurangannya, bersimpuh di hadapan Tuhan kita memohon belas kasihan. Kita mungkin tidak menderita kusta, secara harfiah, tetapi kita semua datang kepada Yesus dalam keadaan sakit dan membutuhkan belas kasihan dan sentuhan penyembuhan-Nya.
Perhatikan apa yang Yesus lakukan. Dia “mengulurkan tangan-Nya, menyentuhnya,” dan kemudian menyembuhkannya. Yesus tidak ragu-ragu, Dia tidak memperlakukan penderita kusta dengan hina, juga tidak sedikit pun kekurangan belas kasihan. Yesus segera mencurahkan kasih karunia penyembuhan-Nya kepada penderita kusta.
Saat kita mendekati akhir musim Natal dengan perayaan Pembaptisan Tuhan yang akan datang, kita harus diingatkan bahwa kita semua telah disentuh oleh Kristus dalam Pembaptisan. “Sentuhan” ini berlanjut sepanjang hidup kita. Itu adalah sentuhan yang menguduskan dan mengubah. Ini adalah sentuhan yang menyembuhkan dan menghibur. Biarkan diri anda mengalami belas kasihan Yesus dengan datang kepada-Nya dengan kerendahan hati saat anda mengakui kebutuhan anda akan kasih karunia. Jangan takut untuk merebahkan diri anda di hadapan-Nya, mengetahui dengan pasti bahwa Dia tidak akan ragu sejenak untuk menjangkau dan menawarkan anda kelimpahan rahmat-Nya.
Tuhan, jika Engkau mau, Engkau dapat membuat aku sembuh. Jika Engkau mau, Engkau dapat menyembuhkanku, memaafkanku, menguatkanku dan mencintaiku. Diriku berterima kasih karena aku tahu bahwa Engkau memang berhasrat dan memilih untuk memberkatiku dalam hal ini dan dalam setiap cara lain yang aku butuhkan. Terima kasih atas rahmat dan kasih karunia-Mu dan terima kasih telah menerima diriku dalam kelemahan. Aku mencintai-Mu, Tuhanku, dan aku memilih untuk bersujud di hadapan-Mu dalam cinta dan pemujaan. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin
Renungan 06 Januari 2022 Renungan 08 Januari 2022
DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG
Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7
Bagi umat yang kesulitan mengisi data, bisa meminta bantuan kepada Ketua Lingkungan masing-masing.