Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.”
Matius 10:14-15
Ingatlah bagaimana Yesus dengan keras mengutuk orang-orang Farisi karena kekerasan hati mereka. Dalam Injil Matius, Bab 23, Yesus mengeluarkan tujuh kutukan “celakalah kamu” terhadap orang-orang Farisi ini karena menjadi orang-orang munafik dan pembimbing yang buta. Penghukuman ini adalah tindakan kasih di pihak Yesus, karena mereka memiliki tujuan untuk memanggil mereka ke pertobatan. Demikian pula, dalam Injil hari ini, Yesus memberikan instruksi kepada murid-muridNya tentang apa yang harus mereka lakukan jika mereka memberitakan Injil di sebuah kota dan ditolak. Mereka harus “mengebaskan debu” dari kaki mereka.
Instruksi ini diberikan dalam konteks Yesus mengutus para murid kepada “domba-domba yang hilang dari umat Israel” dengan tugas memberitakan Injil. Pada saat itu, mereka harus pergi kepada orang-orang yang telah dipercayakan dengan pesan Hukum Musa dan para nabi, tetapi sekarang mereka harus mewartakan bahwa Kerajaan Allah telah tiba. Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, dan Dia sekarang ada di sini. Dan bagi orang-orang dari bani Israel yang menolak Yesus, mereka harus dihukum oleh tindakan kenabian ini dengan menghapus debu kota mereka dari kaki para Rasul.
Pada awalnya, ini bisa tampak agak kasar. Seseorang dapat berpikir bahwa kesabaran, diskusi yang berkelanjutan, kelembutan dan sejenisnya akan lebih efektif. Dan meskipun itu mungkin terjadi dalam banyak pengalaman kita hari ini, faktanya tetap bahwa Yesus memberikan para murid perintah ini.
Sama seperti penghukuman orang-orang Farisi, tindakan kenabian menyeka debu dari kaki mereka adalah tindakan kasih. Tentu saja, para Rasul tidak melakukan ini karena kemarahan yang tidak rasional. Mereka tidak boleh melakukannya karena harga diri mereka dilukai oleh penolakan atau karena penghinaan mereka terhadap orang-orang ini. Sebaliknya, para Rasul harus melakukannya sebagai cara untuk menunjukkan konsekuensi dari tindakan warga kota. Ketika kota-kota dari orang-orang terpilih ini menolak Mesias yang dijanjikan, mereka perlu memahami konsekuensinya. Mereka perlu mengetahui bahwa dengan menolak para utusan, mereka menolak anugerah keselamatan Injil.
Pertama-tama, penting untuk mempertimbangkan kepada siapa Yesus sedang berbicara. Dia berbicara tentang mereka yang “tidak mau menerima” atau bahkan “mendengarkan” pesan Injil. Mereka adalah orang-orang yang telah sepenuhnya menolak Tuhan dan pesan keselamatan-Nya. Mereka, dengan pilihan bebas mereka, telah memisahkan diri mereka dari Allah dan Injil-Nya yang kudus. Mereka keras kepala dan keras hati. Jadi, dalam kasus yang paling ekstrem ini, karena sepenuhnya tertutup terhadap Injil, Yesus memerintahkan para Rasul-Nya untuk pergi dengan tindakan kenabian ini. Mungkin setelah melihat ini dilakukan, beberapa orang akan mengalami rasa kehilangan tertentu. Mungkin beberapa akan menyadari bahwa mereka melakukan kesalahan. Mungkin beberapa akan mengalami rasa bersalah yang suci dan pada akhirnya akan melunakkan hati mereka.
Ajaran Yesus ini juga harus membuka mata anda. Seberapa penuh anda menerima dan mendengarkan pesan Injil? Seberapa perhatian anda terhadap pemberitaan Kerajaan Allah yang menyelamatkan? Sejauh anda terbuka, pintu air rahmat Tuhan mengalir keluar. Tetapi sejauh anda tidak terbuka terhadap Injil, pengalaman kehilangan dihadapi.
Renungkan, hari ini, saat anda hadir di salah satu kota ini. Pertimbangkan banyak cara bahwa anda telah tertutup untuk semua yang Tuhan ingin berbicara kepada anda. Bukalah hati anda lebar-lebar, dengarkan dengan penuh perhatian, rendah hati di hadapan pesan Injil dan bersiaplah untuk menerimanya dan untuk mengubah hidup anda. Berkomitmen untuk menjadi anggota Kerajaan Allah sehingga semua yang Allah katakan kepada anda akan memiliki efek yang mengubah hidup anda.
Tuhanku yang penyayang, ketegasan dan hukuman-Mu adalah tindakan rahmat-Mu yang paling besar bagi mereka yang keras hati. Tolong lembutkan hatiku ya Tuhan, dan ketika aku keras kepala dan tertutup, tegur aku dalam kasih-Mu yang besar agar aku selalu kembali kepada-Mu dan pesan penyelamatan-Mu dengan sepenuh hatiku. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin