Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan.Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan.
Tetapi Tuhan berkata kepadanya: “Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?
Lukas 11:37-40
Sulit membayangkan Yesus menyebut seseorang bodoh. Tapi itulah yang Dia lakukan. Orang Farisi ini baru saja selesai mendengarkan Yesus memberikan serangkaian ajaran dan kemudian mengundang Tuhan kita ke rumah-Nya untuk makan malam dengan sikap kebaikan yang nyata. Tetapi ketika perikop itu dibuka, jelaslah bahwa orang Farisi ini bukanlah teman Yesus. Sebaliknya, keramahan dan kebaikannya adalah jubah kejahatan di dalam jiwanya.
Mengapa Yesus menanggapi begitu keras, menyebut orang Farisi itu bodoh? Karena orang Farisi ini penuh dengan kemunafikan. Tindakan lahiriahnya tidak mengalir dari hati yang penuh dengan amal dan iman. Sebaliknya, tindakan luarnya adalah pertunjukan belaka. Dia adalah seorang penipu. Dia, seperti banyak orang Farisi, sangat memperhatikan berbagai ritual eksternal, seperti mencuci tangan sebelum makan. Dia percaya bahwa melakukan itu adalah tanda kekudusan dan kedekatannya dengan Tuhan. Tapi itu tidak. Hatinya dipenuhi dengan penilaian dan pembenaran diri. Dia memandang rendah orang lain dan meninggikan dirinya sendiri. Dengan melakukan itu, dia menipu orang lain dan bahkan menipu dirinya sendiri.
Pesan utama yang harus kita ambil dari sini adalah bahwa kita harus dengan tekun memusatkan perhatian pada apa yang ada di dalam hati kita. Hati kita, kehidupan batin kita, harus mekar dengan kasih Tuhan dan sesama. Kita harus mengerahkan semua upaya kita untuk mengembangkan kehidupan kebajikan yang tulus di dalam. Ini dilakukan dengan doa dan kerendahan hati. Kerendahan hati akan membuka mata kita untuk melihat kebenaran tentang siapa diri kita. Doa akan menguatkan kita untuk berubah ketika kita melihat apa yang perlu diubah di dalam. Hanya dengan demikian, ketika kita melihat dengan jelas kebenaran tentang siapa diri kita dan dengan penuh doa bersandar pada anugerah yang diperoleh melalui doa, kita akan mampu menjadi orang-orang yang memiliki integritas dan kekudusan sejati. Dan hanya dengan demikian kekudusan batin kita akan dimanifestasikan secara lahiriah dalam tindakan kita.
Renungkan, hari ini, pada kata-kata Yesus yang penuh kuasa ini: “Kamu bodoh!” Jangan tersinggung dengan kata-kata ini; itu adalah kata-kata cinta dari Tuhan kita. Kata-kata tersebut adalah usaha keras-Nya untuk membangunkan orang Farisi ini dan membawanya menjauh dari kemunafikannya. Dengarkan kata-kata ini seolah-olah itu juga diucapkan kepada anda. Kita masing-masing dengan rendah hati dapat memperoleh manfaat dari ajaran penuh kasih dari Yesus ini. Setiap orang dari kita perlu dengan rendah hati diubahkan secara batiniah secara lebih utuh. Biarkan kata-kata Yesus berbicara kepada anda dan mengungkapkan kepada anda cara-cara yang perlu anda ubah. Mungkin kesombongan anda telah membawa anda ke praktik penilaian batin orang lain. Mungkin itu telah membutakan anda terhadap dosa-dosa yang perlu anda akui. Jika anda dapat mendengarkan kata-kata ini seolah-olah itu diucapkan kepada anda, maka semangat Yesus akan mencapai anda, dan mata anda akan terbuka terhadap apa yang ada di dalam jiwa yang perlu diubah. Jangan menutup mata untuk ini. Bersikaplah terbuka, rendah hati, dan dengarkan.
Tuhanku, Engkau mengucapkan kata-kata cinta dalam banyak cara. Terkadang Engkau lembut dan terkadang Engkau tegas. Tolong beri saya rahmat dan kerendahan hati yang saya butuhkan untuk terbuka terhadap teguran keras kasih-Mu. Bantu saya untuk dengan tulus melihat cara-cara di mana saya perlu mengubah hidup saya sehingga rahmat-Mu akan mengubah kehidupan batin saya, mengalir ke dalam tindakan saya.
Aku mencintaimu, Tuhan terkasih. Bantu aku untuk lebih mencintai-Mu. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin
Renungan 11 Oktober 2021 Renungan 13 Oktober 2021
DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG
Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7
Bagi umat yang kesulitan mengisi data, bisa meminta bantuan kepada Ketua Lingkungan masing-masing.