Renungan 20 Maret 2022

Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”
Lukas 13:8-9

Setiap tukang kebun tahu bahwa buah yang baik, sebagian, bergantung pada keberadaan tanah yang baik. Namun faktor lain juga penting dalam menghasilkan buah yang baik. Tanaman harus bebas dari penyakit, menerima air dan sinar matahari, ditanam di lingkungan yang hangat, dipangkas dengan benar, dan memiliki cukup ruang untuk tumbuh. Ketika semua faktor itu terpenuhi, maka dijamin akan menghasilkan buah yang baik.

Begitu pula dengan hidup kita. Tanah di mana kita akan ditanam adalah rahmat Tuhan. Dan tanah ini adalah tanah terkaya yang dapat dicapai untuk produksi kebajikan dalam hidup kita. Tuhan juga menghasilkan matahari, hujan, dan kehangatan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kita. Tetapi, secara analogis, kita harus membiarkan diri kita dipangkas. Kita juga harus membiarkan tanah dipupuk dan dibudidayakan dengan berbagai cara. Meskipun Yesus adalah Tukang Kebun hidup kita, juga adil untuk mengatakan bahwa kita adalah tukang kebun dalam arti bahwa kita harus bekerja sama dengan Tuhan, mengandalkan sumber daya supernatural Sang Pencipta untuk memastikan pertumbuhan yang sehat dari kehidupan rohani kita sehingga buah kebajikan yang baik dapat lahir dalam hidup kita.

Bagian di atas adalah kesimpulan dari Perumpamaan tentang Pohon Ara. Sesaat sebelum bagian ini, pemilik kebun anggur, Allah Bapa, memerintahkan agar pohon ara yang tandus ditebang agar tidak lagi menguras tanah. Tetapi Tuhan kita yang berbelas kasih, yang diutus dalam misi dari Bapa untuk mengolah tanah kehidupan kita, berusaha menawarkan satu kesempatan lagi dan Bapa memenuhinya karena cinta. Hidup ini adalah “tahun” di mana Tuhan bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mengolah tanah di sekitar kita. Kita harus bekerja sama melalui doa setiap hari, kesetiaan pada perintah-Nya, tindakan pengorbanan yang penuh kasih dan penyerahan diri kepada pemeliharaan-Nya. Pada akhirnya, jika kita membiarkan Tuhan melakukan semua yang Dia inginkan, hidup kita akan menghasilkan buah yang baik.

Namun di sisi lain, jangan salah dengan kenyataan bahwa, jika hidup kita tidak menghasilkan buah yang baik, kita akan “ditebang”. Menghasilkan buah yang baik bukanlah suatu pilihan, melainkan suatu keharusan. Ini adalah indikasi yang jelas dari kesehatan rohani kita dan itu akan menjadi ukuran dari upah kekal kita. Jangan terintimidasi oleh bahasa yang begitu tajam yang datang dari Tuhan kita. Dia mengucapkannya dalam kasih sehingga kita akan mengetahui tugas serius yang harus kita lakukan untuk menghasilkan buah yang baik dalam hidup kita.

Renungkan, hari ini, pada tanda-tanda lahiriah dari kesehatan rohani batiniah anda. Apakah anda melihat kebajikan tumbuh dari hidup anda? Apakah anda sadar akan pekerjaan yang Tuhan ingin lakukan dalam jiwa anda untuk mengolahnya dan memupuknya dengan kasih karunia dan belas kasihan? Katakan “Ya” kepada-Nya hari ini dan biarkan kasih karunia itu menghasilkan banyak buah yang baik.

Tuhanku yang maha baik, aku mengundang-Mu ke dalam jiwaku untuk mengolahnya dan menyuburkannya dengan rahmat-Mu. Tolong pangkaslah dosa-dosaku dan bantu aku untuk menenggelamkan akarku dalam-dalam ke dalam tanah belas kasih-Mu. Aku minta maaf atas kegagalanku menghasilkan buah dalam hidupku. Sekarang aku mempercayakan diri kepada-Mu sehingga pemeliharaan-Mu akan menyembuhkan semua penyakit dan kelemahanku. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin


Renungan 19 Maret 2022 Renungan 21 Maret 2022


DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG

Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7

Bagi umat yang kesulitan mengisi data, bisa meminta bantuan kepada Ketua Lingkungan masing-masing.

komsostidar1