Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”
Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Yohanes 6:66-69
Sebagai hasil dari pengajaran Yesus tentang Ekaristi, “banyak murid-murid-Nya kembali ke jalan hidup mereka yang dulu dan tidak lagi menemani-Nya.” Ekaristi adalah ajaran terdalam dan terindah yang Yesus berikan, tetapi bagi sebagian orang itu lebih dari yang bisa mereka tangani. Begitu banyak yang meninggalkan Dia. Tetapi perikop ini juga mengungkapkan indahnya iman para Rasul, khususnya Petrus.
Pertama-tama, Yesus sama sekali tidak mundur dari pengajaran-Nya yang indah dan mendalam tentang Ekaristi Kudus. Apa yang Dia katakan Dyaitu, bahwa “jika kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak memiliki hidup di dalam dirimu” (Yohanes 6:53). Dia melanjutkan dengan mengatakan, “Karena dagingku adalah makanan yang benar dan darahku adalah minuman yang benar” (Yohanes 6:55).
Dari sana, Yesus berpaling kepada murid-murid-Nya dan memberi mereka kebebasan untuk menerima atau menolak apa yang baru saja Dia ajarkan. Kebebasan yang Dia berikan kepada mereka sangat penting bagi mereka untuk masuk ke dalam iman yang otentik. Jika Yesus menekan atau memanipulasi para murid, akan sulit bagi mereka untuk dengan bebas memilih untuk menerima Dia dan semua yang Dia ajarkan.
Hal yang sama berlaku dengan kita. Yesus tidak menuntut kita untuk mengikuti Dia. Dia tidak akan memaksa atau memanipulasi kita untuk percaya. Dia tidak akan menekan kita. Sebaliknya, Yesus menawarkan diri-Nya dan ajaran-ajaran-Nya dan mengundang kita untuk percaya.
Dalam konteks ini, Petrus membuat pernyataan iman yang mendalam. “Tuhan, kepada siapa kita akan pergi?” Dengan kata lain, Petrus berkata, “Tuhan, bahkan jika ajarannya sulit, dan bahkan jika tidak populer untuk mengikutiMu, dan bahkan jika kita harus menderita, ditolak, disalahpahami … Engkau adalah pilihan terbaik.” Pikirkan tentang itu. Pilihan apa lagi yang mendekati pilihan untuk menerima ajaran Yesus yang penuh dan mendalam? Apakah lebih baik untuk hanya mengambil sebagian dari apa yang Dia katakan? Melakukan sebagian seperti itu adalah bentuk penolakan terhadap-Nya.
Petrus memberi kita kesaksian tentang seseorang yang percaya bahwa hanya ada satu pilihan yang baik dalam hidup. Pilihan itu adalah pilihan untuk mengikuti Yesus apa pun yang terjadi. Tidak ada dalam hidup yang layak untuk dipilih daripada Kristus. Kita harus berusaha untuk menemukan kebenaran ini bahwa Dia adalah satu-satunya yang layak untuk dipilih.
Renungkan, hari ini, atas kata-kata Petrus ini. “Tuhan, kepada siapa kami akan pergi?” Yesus adalah Allah, Mesias dan Juruselamat. Dia memiliki kata-kata kehidupan abadi. Dia adalah “pilihan” terbaik untuk dipilih. Ucapkan kata-kata Petrus dan, dengan mengatakannya, buatlah pilihan untuk memilih Dia tidak peduli seberapa populer atau tidak populernya pilihan itu dan tidak peduli apakah orang lain yang membuat pilihan yang sama. Mengikuti arus membawa kita ke sungai yang salah. Membuat pilihan yang tepat menempatkan kita pada landasan yang kokoh.
Tuhan, tidak ada tempat bagiku untuk pergi selain Engkau dan jalan-Mu. Engkau adalah Tuhan dari semua, dan Engkau adalah Mesias. Aku memilihMu dan menerima semua yang telah Engkau ajarkan. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin
Renungan 21 Agustus 2021 Renungan 23 Agustus 2021
DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG
Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7
Bagi umat yang kesulitan mengisi data, bisa meminta bantuan kepada Ketua Lingkungan masing-masing.