Renungan Harian Katolik, Sabtu 03 September 2022
Hari Sabtu Minggu Biasa XXII
Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya.
Tetapi beberapa orang Farisi berkata: “Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?”
Lukas 6:1-2
Di sini para murid lapar, kemungkinan besar mereka telah berjalan selama beberapa waktu bersama Yesus dan menemukan gandum dan memetiknya untuk dimakan sambil berjalan. Dan mereka dikutuk oleh orang-orang Farisi karena melakukan tindakan yang sangat normal ini. Apakah mereka benar-benar melanggar hukum dan menghina Tuhan dengan memetik dan memakan biji-bijian ini?
Tanggapan Yesus memperjelas bahwa orang-orang Farisi sangat bingung dan bahwa para murid tidak melakukan kesalahan apa pun. Tetapi perikop ini memberi kita kesempatan untuk merenungkan satu bahaya rohani yang kadang-kadang dialami oleh beberapa orang. Ini bahaya ketelitian.
Kita tidak tahu apakah ini masalahnya, tetapi jika satu atau lebih murid berjuang dengan hati-hati dan kemudian mendengar orang-orang Farisi mengutuk mereka karena memakan biji-bijian, mereka mungkin langsung merasa menyesal dan bersalah atas tindakan mereka. Mereka akan mulai takut bahwa mereka bersalah karena melanggar perintah Tuhan untuk menguduskan hari Sabat. Tapi ketelitian mereka harus dilihat apa adanya dan mereka harus mengenali pemicu yang menggoda mereka untuk berhati-hati.
“Pemicu” yang menggoda mereka adalah pandangan yang ekstrim dan keliru tentang hukum Allah seperti yang dikemukakan oleh orang-orang Farisi. Ya, hukum Tuhan itu sempurna dan harus selalu diikuti sampai ke huruf terakhir dari hukum itu. Tetapi bagi mereka yang bergumul dengan ketelitian, hukum Tuhan dapat dengan mudah diselewengkan dan dilebih-lebihkan. Hukum manusia dan kesalahan penafsiran manusia tentang hukum Tuhan dapat menyebabkan kebingungan. Dan, dalam Kitab Suci di atas, pemicunya adalah keangkuhan dan kekerasan orang-orang Farisi. Tuhan tidak tersinggung dengan cara apapun oleh para murid memetik dan makan gandum pada hari Sabat. Oleh karena itu, orang-orang Farisi berusaha untuk membebani para murid yang bukan dari Allah.
Kita juga dapat tergoda untuk melihat hukum dan kehendak Tuhan dengan cara yang cermat. Meskipun banyak orang melakukan yang sebaliknya (terlalu lemah), beberapa orang bergumul dengan kekhawatiran akan menyinggung Tuhan ketika Dia tidak tersinggung sama sekali.
Renungkan, hari ini, atas perjuangan kita sendiri dengan ketelitian. Jika ini kita, ketahuilah bahwa Tuhan ingin membebaskan kita dari beban ini.
Tuhan, tolong aku untuk melihat hukum dan kehendak-Mu dalam terang kebenaran. Bantulah aku untuk melepaskan semua kesalahpahaman dan kesalahan penggambaran hukum-Mu sebagai ganti kebenaran kasih dan belas kasihan-Mu yang sempurna. Semoga diriku berpegang teguh pada belas kasih dan cinta itu dalam segala hal dan di atas segalanya. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin
Renungan Harian Katolik 02 September 2022
Renungan Harian Katolik 04 September 2022 – HARI MINGGU BIASA XXIII
DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG
Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7