
Renungan Harian Katolik 23 Januari 2023
Hari Senin Minggu Biasa III
Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan: “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.”
Markus 3:22
Pada saat ini, Yesus terlibat penuh dalam pelayanan publik-Nya. Dia telah menyembuhkan orang sakit dan lumpuh, mengusir banyak setan, memanggil Dua Belas Rasul dan memberi mereka kuasa atas roh jahat, dan memberitakan Kabar Baik kepada banyak orang. Tepat sebelum perikop Injil ini, beberapa keluarga besar Yesus sendiri telah mengkritik Dia, mengklaim bahwa Yesus sudah gila. Kemudian ahli-ahli Taurat mulai mengutuk Tuhan kita secara terbuka.
Para ahli taurat dihadapkan pada dilema. Mereka melihat Yesus mengusir setan dari mereka yang kerasukan, jadi mereka perlu memberikan penjelasan. Mereka menyimpulkan bahwa Yesus dapat mengusir setan dengan kuasa penghulu setan. Yesus selanjutnya membahas kritik para ahli Taurat dengan mengidentifikasi kutukan mereka sebagai dosa terhadap Roh Kudus. Yesus menjelaskan bahwa setiap dosa dapat diampuni kecuali dosa terhadap Roh Kudus. Dia berkata bahwa “siapa pun yang menghujat Roh Kudus tidak akan pernah mendapat pengampunan, tetapi bersalah atas dosa yang kekal.” Mengapa demikian?
Dalam hal ini, dosa melawan Roh Kudus bukan hanya kutukan palsu yang diucapkan oleh para ahli Taurat terhadap Yesus. Pertama dan terutama, dosa mereka adalah keras kepala. Mereka berbicara bohong tentang Tuhan kita, yang merupakan dosa besar, tetapi yang lebih buruk adalah bahwa mereka melakukannya sedemikian rupa sehingga mereka tetap teguh dalam kesalahan mereka. Mereka menolak untuk merendahkan diri dan mempertimbangkan kembali kesalahan mereka. Dan sikap keras kepala inilah yang meninggalkan mereka dengan “dosa abadi.”
Mungkin pelajaran terpenting yang dapat kita pelajari dari perikop ini adalah bahwa kita harus menghindari terjebak dalam kesombongan kita dengan cara yang keras kepala. Kita harus selalu rendah hati dan siap serta mau memeriksa kembali tindakan kita. Kerendahan hati akan membantu kita untuk terus mengingat bahwa kita dapat dengan mudah disesatkan dalam hidup. Dan meskipun ini akan terjadi dari waktu ke waktu dengan berbagai cara, jika kita tetap rendah hati dan terbuka untuk berubah, maka kita selalu dapat menerima rahmat Tuhan dan menemukan pengampunan. Tetapi jika kita sombong dan terus menerus menolak untuk mengakui kesalahan kita, maka kita juga berpotensi bersalah terhadap Roh Kudus.
Renungkan, hari ini, kecenderungan apa pun yang Anda miliki dalam hidup Anda untuk menjadi keras kepala. Keras kepala bisa menjadi kebajikan ketika keras kepala adalah komitmen yang tak tergoyahkan terhadap Injil dan kehendak Allah. Namun, Anda harus selalu dengan sengaja memeriksa kembali jalan yang Anda lalui sehingga Anda dapat berubah ketika jalan itu mulai menyimpang dari Kebenaran Tuhan. Rendahkan diri Anda hari ini dan biarkan suara Tuhan menuntun Anda kembali dari kesalahan apa pun yang Anda perjuangkan sekarang.
Yesusku yang penuh belas kasih, aku berdosa setiap hari dan akan terus gagal mengikuti-Mu dengan sempurna. Untuk alasan ini, aku berterima kasih atas belas kasihan-Mu yang melimpah. Tolong bantu diriku untuk selalu terbuka terhadap belas kasihan itu dengan secara teratur memeriksa kembali keputusanku dalam hidup. Beri aku kerendahan hati, ya Tuhan, untuk selalu bertobat dan kembali kepada-Mu ketika aku tersesat. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin
Renungan Harian Katolik 22 Januari 2023 – Hari Minggu Biasa III – Hari Minggu Sabda Allah
Renungan Harian Katolik 24 Januari 2023
DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG
Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7