
Renungan Harian Katolik 29 Januari 2023
Hari Minggu Biasa IV
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Matius 5:1-3
Khotbah di Bukit dimulai dengan bacaan hari ini di Bab Lima Injil Matius dan berlanjut hingga Bab Tujuh. Khotbah yang indah ini memberi kita banyak ajaran Yesus yang sudah dikenal, seperti Sabda Bahagia, Doa Bapa Kami, dan Aturan Emas. Yesus memulai khotbah-Nya dengan naik gunung dan duduk. Gunung itu diyakini berada tepat di utara Laut Galilea, hanya beberapa mil dari Kapernaum tempat Yesus sering tinggal selama pelayanan publik-Nya. Injil hari ini menyajikan kepada kita panggilan Sabda Bahagia yang mulia dan sangat tinggi. Ajaran tentang Sabda Bahagia ini menjadi landasan bagi banyak pelajaran lain yang Yesus ajarkan.
Sabda Bahagia memang merupakan ajaran tentang moralitas, tetapi pelajarannya tidak sama dengan banyak ajaran moral yang sudah dikenal masyarakat. Sampai saat itu, moralitas terutama dilihat sebagai daftar praktik terlarang. “Jangan…” adalah nada umumnya. Namun, Sabda Bahagia membawa moralitas ke tingkat yang jauh lebih tinggi. Dalam ajaran baru ini, Yesus tidak memulai dengan apa yang dilarang atau apa yang melanggar Hukum Allah. Sebaliknya, Dia menjelaskan bahwa mencapai cita-cita ini menghasilkan pemenuhan terbesar dalam hidup. Moralitas bukan hanya daftar peraturan. Pada intinya, moralitas sekarang disajikan oleh Tuhan kita sebagai perjalanan mulia menuju kesempurnaan. Hasil dari perjalanan ini adalah tercapainya Kerajaan Surga.
Ketika Anda mempertimbangkan kehidupan moral, bagaimana Anda melihatnya? Apakah Anda melihatnya lebih sebagai daftar hal-hal yang tidak dapat Anda lakukan? Atau apakah Anda melihatnya sebagai perjalanan mendaki gunung kesucian dan pemenuhan sejati? Kehidupan Kristiani tentu melarang kita untuk melakukan berbagai bentuk dosa dan pelanggaran terhadap Hukum Tuhan.
Renungkan, hari ini, tentang Yesus yang memanggil Anda untuk mengikuti Dia mendaki gunung Sabda Bahagia. Saat Anda melakukannya, mulailah dengan mempertimbangkan perjalanan ini terlebih dahulu dari sudut pandang fisik. Akan jauh lebih mudah bagi para pendengar-Nya yang pertama dari khotbah ini untuk sekadar tinggal di Kapernaum dan duduk di meja, mendengarkan Yesus berbicara. Tetapi perjalanan fisik mendaki gunung memberi wawasan tentang panggilan hidup moral yang tinggi. Itu membutuhkan usaha dan tekad. Dari situ, coba bayangkan diri Anda sedang mendengarkan khotbah Yesus. Ingatkan diri Anda bahwa kehidupan Kristen adalah kehidupan yang sempurna dalam segala hal. Ini panggilan kita. Tetapi buah kesempurnaan adalah pemenuhan yang Tuhan ingin kita bagi. Kehidupan dosa yang mudah membuat kita kering dan mati secara batin, tetapi perjalanan yang sulit menuju kesempurnaan membawa kita ke pemenuhan terdalam yang dapat kita capai. Berkomitmenlah pada perjalanan dan jangan ragu dalam perjalanan, dan Anda juga akan diberi hadiah Kerajaan Surga.
Tuhan yang sempurna, Engkau memanggilku untuk melakukan perjalanan bersama-Mu mendaki gunung kekudusan yang tinggi. Semoga diriku selalu melihat perjalanan ini sebagai perjalanan yang mulia dan memuaskan. Aku memilih kehidupan kesempurnaan dimana aku dipanggil dan berdoa agar aku selalu terbuka untuk kebenaran moral terdalam yang Engkau ingin aku jalani. Yesus, aku percaya pada-Mu!
Amin
Renungan Harian Katolik 28 Januari 2023
Renungan Harian Katolik 30 Januari 2023
DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG
Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7