ADA VAKSINASI PERKAWINAN !! SIAPA TAKUT?


Dunia dilanda ketakutan ketika virus covid-19 menyerang dan melumpuhkan dunia. Timbul kecemasan, perasaan was-was, gelisah ketika satu persatu daerah mulai diserang virus yang tidak kelihatan. Kondisi semakin mencemaskan , ketika tingkat kematian mulai merayap naik.

Dalam dunia yang semakin mencemaskan ini. Orang dipaksa untuk tetap “ stay at home” , slogan “ di rumah saja “ mulai diserukan. Namun ketika orang tua, mulai dibiasakan WFH atau work from home, anak-anak sekolah daring alias online, pertemuan-pertemuan dibatasi, ke gereja juga dibatasi. Maka rumah tangga menjadi tumpuan agar orang tetap survive, orang sangat bergantung pada kondisi rumah tangga, kondisi keluarga yang penuh bahagia dan harmonis agar kondisi di luar tidak membuat anggota rumah tambah tambah mencekam.

Tapi benarkan kondisi rumah tangga ataupun keluarga benar-benar mendukung suatu lingkungan yang harmonis dan membahagiakan ?

Dalam presentasi yang dikemukan oleh Romo Dr. Timotius I Ketut Adi Hardana, MSF saat rekoleksi daring di Paroki Tidar , memunculkan keprihatinan. Dalam tahun 2020 , angka perceraian perkawinan di kota Malang telah menembuh 2000 kasus. Data di Keuskupan Malang menunjukan kondisi yang tidak menggembirakan . Selama tahun 2015 sampai dengan 2017 , terdapat 46 kasus pembubaran perkawinan . 

Melihat situasi inilah kemudian timbul pemikiran untuk mengadakan rekoleksi perkawinan  di Paroki St Andreas Tidar. Rekoleksi perkawinan yang diadakan dalam situasi keprihatinan dalam dunia yang dilanda pandemi covid-19 diharapkan sebagai bahan refleksi bagi para pasutri umat Paroki St Andreas untuk melihat kembali perjalanan hidup perkawinan apakah perjalanan hidup perkawinan sungguh-sungguh telah sesuai dengan janji perkawinan yang dulu diucapkan. Adakah “virus-virus “ atau godaan – godaan yang mulai menyerang hidup perkawinan umat katolik paroki St Andreas Tidar? Perlukah vaksinasi perkawinan agar daya tahan perkawinan tetap baik ?

Bertepatan dengan perayaan hari perkawinan sedunia , yang dirayakan pada 14 Pebruari, maka upaya memaknai kembali perjalanan hidup perkawinan lewat suatu rekoleksi serasa angin segar . Umat katolik diajak untuk melihat kualitas komitmen atas perjanjian yang dulu pernah diucapkan. Seksi Keluarga Bidang Persekutuan mengangkat tema rekoleksi yang kekinian “ VAKSINASI PERKAWINAN”

Karena kondisi pandemi, maka rekoleksi diadakan secara daring lewat platform Google Meet. Sebagai pembawa makalah , Bidang Persekutuan meminta kesediaan Romo Dr. Timotius I Ketut Adi Hardana MSF dari komisi keluarga Keuskupan Malang. Kita semua tahu Romo I Ketut memang pakar di bidang teologi perkawinan dan keluarga serta telah menulis beberapa buku terkait perkawinan dan keluarga katolik.

Rekoleksi yang diadakan secara daring pada tanggal 10 Pebruari 2021, dimulai tepat pukul 19.00 malam. Diawali dengan Doa Pembukaan yang dipimpin oleh Ibu Maria Goreti Hernani, sebagai Koordinator Bidang Persekutuan Dewan Pastoral Harian St Andreas Tidar. Kemudian dilanjutkan  Romo Albertus Medyanto , O. Carm berkenan untuk memberikan sambutan di awal rekoleksi sekaligus memberikan semangat bagi para pasutri agar tetap semangat menjalani hidup perkawinan walaupun situasi dan kondisi masih memprihatinkan karenan pandemi.

Ketika tiba giliran Romo Ketut maka pada awal sesi rekoleksi romo sudah membeberkan kondisi keprihatinan seperti yang telah dijelaskan di awal baik kondisi perkawinan di Malang maupun kondisi perkawinan di Keuskupan Malang. Romo mulai menyoroti virus-virus yang berpotensi menyerang kehidupan perkawinan seperti

  1. Adanya krisis relasi suami istri, yang ditandai dengan kemudahan dan ketergesaan mengambil keputusan berpisah ketika relasi mengalami masalah dan bukan dengan cara merenungkan secara mendalam sebelum keputusan dijalankan
  2. Ketidaksetiaan terhadap pasangan akibat pemahaman makna perkawinan katolik yang lemah
  3. Kesulitan ekonomi yang menggangu relasi dan keutuhan keluarga.
  4. Perbedaan agama pada pasangan suami istri ketika memulai hidup perkawinan
  5. Perbedaan budaya antara suami dan istri dalam hidup perkawinan

Ketidakmampuan pasangan dalam mengelola permasalahan dalam perkawinan akibat virus-virus yang menyerang berpotensi terjadinya krisis perkawinan yang berujung pada perpisahan ataupun pembatalan perkawinan. Pada saat seperti ini memang dibutuhkan suatu bentuk vaksinasi ataupun suntikan untuk menyembuhkan ataupun menguatkan ketahanan perkawinan.

Romo Ketut berujar : Bentuk vaksinasi perkawinan yang paling mendasar adalah mampu menjaga dan memegang teguh komitmen perkawinan. Komitmen seperti apa yang dibutuhkan ? Komitmen untuk mau dan berusaha agar mempunyai kemampuan dan kemauan MENGAMPUNI , MEMBANTU, SALING MEMAHAMI , MENERIMA DAN MEMBERI.

Secara khusus Romo Ketut menawarkan bentuk vaksin atau upaya ampuh menjaga ketahanan perkawinan yang dikutip dari 10 nasihat Paus Fransiskus yaitu

  1. Sesibuk apapun sediakan waktu bagi pasangan
  2. Berusahalah saling mendengarkan baik antara suami dan istri ataupun orang tua dengan anak
  3. Saling menerima apapun kondisi pasangan
  4. Jangan pendam amarah , selalu komunikasikan segala permasalahan secara bijaksana
  5. Selalu ucapkan tiga kata ajaib ini kepada pasangan dan anggota keluarga : TOLONG, MAAF dan TERIMA KASIH
  6. Saling percaya
  7. Perjuangkan selalu terus menurus : CINTAmu
  8. Jangan saling menyakiti
  9. Banyaklah membaca kitab suci dan pengetahuan yang berguna
  10. Saling memberi dengan prinsip Sharing is Caring

Rekoleksi yang berlangsung sampai dengan pukul 20 15 malam , diisi juga dengan sesi tanya jawab yang berisi antara lain sharing permasalahan perkawinan dan permasalahan hubungan suami dan istri.

Rekoleksi berakhir setelah doa penutup dan berkat dari romo Alb Mediyanto, O.Carm

Walaupun rekoleksi telah berakhir namun pekerjaan rumah bagi para pasutri umat Paroki St Andreas masih banyak terutama mampu menjaga komitmen dan paling tidak menjalankan 10 nasehat hidup perkawinan dari Paus Fransiskus. Sungguh perjuangan tidak mudah tapi harus dilakukan. Kita percaya menjalankan nasehat Paus Fransiskus ibarat vaksin untuk memperkuat daya tahan perkawinan. Jadi buat apa TAKUT ?

Oleh sebab itu sebagai kelanjutan rekoleksi ini maka pasutri yang berulang tahun perkawinan di bulan Desember, Januari dan Desember diajak untuk mengingat kembali janji perkawinan , sehingga semakin menghayati komitmen perkawinan secara lebih baik.


Daftar Pasutri yang merayakan Hari Ulang Tahun Perkawinan bulan Desember, Januari, dan Februari

komsostidar1