Renungan 03 April 2022

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
Yohanes 8:7-9

Bagian ini berasal dari kisah wanita yang tertangkap basah berzina ketika dia diseret ke hadapan Yesus untuk melihat apakah Dia akan mendukung rajamnya. Tanggapannya sempurna dan, pada akhirnya, dia ditinggalkan sendirian untuk menghadapi belas kasihan Yesus yang lembut.

Tapi ada baris dalam bagian ini yang tidak mudah diabaikan. Ini adalah baris yang menyatakan, “…dimulai dengan yang lebih tua.” Ini mengungkapkan dinamika yang menarik dalam komunitas manusia. Secara umum, mereka yang lebih muda cenderung kurang memiliki kebijaksanaan dan pengalaman seiring bertambahnya usia. Meskipun kaum muda mungkin sulit untuk mengakuinya, mereka yang telah berumur panjang memiliki gambaran hidup yang unik dan luas. Hal ini memungkinkan mereka untuk jauh lebih bijaksana dalam mengambil keputusan dan penilaian, terutama dalam situasi yang lebih intens dalam hidup.

Dalam cerita ini, wanita itu dibawa ke hadapan Yesus dengan penghakiman yang keras. Emosinya tinggi dan emosi ini jelas mengaburkan pemikiran rasional mereka yang siap melemparinya. Yesus memotong irasionalitas ini dengan pernyataan yang mendalam. “Biarlah orang di antara kamu yang tidak berdosa menjadi orang pertama yang melempari dia dengan batu.” Mungkin, pada awalnya, mereka yang lebih muda atau lebih emosional tidak membiarkan kata-kata Yesus meresap. Mereka mungkin berdiri di sana dengan batu di tangan menunggu untuk mulai melempar. Tapi kemudian para tetua mulai berjalan pergi. Ini adalah usia dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh kematangan usia. Mereka kurang dikendalikan oleh emosi situasi dan segera menyadari kebijaksanaan kata-kata yang diucapkan oleh Tuhan kita. Akibatnya, yang lain mengikuti.

Renungkan, hari ini, pada kebijaksanaan yang datang seiring bertambahnya usia. Jika anda lebih tua, renungkan tanggung jawab anda untuk membantu membimbing generasi muda dengan kejelasan, ketegasan, dan cinta. Jika anda lebih muda, jangan lalai mengandalkan kebijaksanaan generasi yang lebih tua. Meskipun usia bukanlah jaminan kebijaksanaan yang sempurna, itu mungkin merupakan faktor yang jauh lebih penting daripada yang anda sadari. Bersikaplah terbuka kepada orang yang lebih tua, tunjukkan rasa hormat kepada mereka, dan belajarlah dari pengalaman yang mereka miliki dalam hidup.

Doa untuk yang muda: Tuhan, beri diriku rasa hormat yang tulus kepada orang yang lebih tua. Aku berterima kasih atas kebijaksanaan mereka yang berasal dari banyak pengalaman yang mereka miliki dalam hidup. Semoga aku terbuka untuk nasihat mereka dan dibimbing oleh tangan lembut mereka.

Doa untuk penatua: Tuhan, aku berterima kasih atas hidupku dan untuk banyak pengalaman yang aku miliki. Aku berterima kasih kepadaMu karena telah mengajariku melalui kesulitan dan perjuangan, dan aku berterima kasih kepadaMu atas kegembiraan dan cinta yang kutemui dalam hidup. Teruslah mencurahkan hikmat-Mu kepadaku sehingga aku dapat membantu membimbing anak-anak-Mu. Semoga aku selalu berusaha untuk memberikan contoh yang baik dan memimpin mereka sesuai dengan Hati-Mu. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin


Renungan 02 April 2022 Renungan 04 April 2022


DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG

Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7

Bagi umat yang kesulitan mengisi data, bisa meminta bantuan kepada Ketua Lingkungan masing-masing.

komsostidar1