Renungan Harian Katolik, Sabtu 10 Desember 2022
Hari Sabtu Minggu Adven II
dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.”
Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
Matius 17:12-13
Nabi Perjanjian Lama yang terakhir adalah Maleakhi. Dia menyelesaikan pelayanannya sekitar 400 tahun sebelum kedatangan Kristus. Maleakhi menubuatkan bahwa seorang “utusan” akan datang sebelum Mesias untuk mempersiapkan jalan di hadapan-Nya. Maleakhi melanjutkan dengan mengatakan bahwa “Nabi Elia” akan datang sebelum hari Tuhan (lihat Maleakhi 3:1–24).
Banyak orang pada zaman Yesus tidak memahami nubuatan ini dan bahkan tidak menyadarinya. Oleh karena itu, para ahli Taurat menggunakan nubuatan ini untuk membingungkan banyak orang dengan menyatakan bahwa karena “Elia” belum datang, maka jelas bahwa Yesus bukanlah Mesias yang dijanjikan.
Yesus mengklarifikasi kepada para murid bahwa “utusan”, yang akan menjadi Elia yang baru, telah datang dalam diri Yohanes Pembaptis. Jadi, dalam mengklarifikasi hal ini, Yesus juga mengklarifikasi bahwa para ahli Taurat tidak akurat dalam upaya mereka untuk menafsirkan Kitab Suci dan secara aktif menyesatkan orang karena kesalahan mereka.
Satu hal yang dikatakan di sini adalah bahwa kita harus mendekati firman Allah dengan kerendahan hati. Kebanggaan para ahli Taurat membuat mereka percaya bahwa mereka memiliki kebijaksanaan luar biasa. Jadi, mereka bertindak sebagai guru spiritual yang miskin dari umat Allah.
Kerendahan hati di hadapan Firman Allah sangat penting jika kita ingin memahami dengan benar tidak hanya nubuat Perjanjian Lama tetapi juga kata-kata Yesus sendiri. Tanpa kerendahan hati di hadapan Firman Tuhan, kita semua dapat dengan mudah salah mengartikan kata-kata indah dan suci yang diucapkan oleh Tuhan kita.
Segala sesuatu di dalam Kitab Suci sangat dalam – dalam dan benar. Dan dengan Firman Tuhan yang suci ini kita datang untuk bertemu dengan Tuhan itu sendiri. Tetapi jika kita membiarkan kesombongan meresap, kita mungkin menemukan diri kita meniru ahli-ahli Taurat dan salah memahami Firman Tuhan. Hasilnya adalah gambar Allah yang miring yang akan menjadi penghalang bagi perjumpaan pribadi kita dengan Tuhan yang penuh kasih. Namun jika kita selalu bisa tetap rendah hati di hadapan semua yang telah Tuhan ungkapkan kepada kita, maka kita akan lebih mudah terbuka terhadap kebenaran terdalam dan terindah yang ingin Tuhan sampaikan ke dalam hati kita.
Renungkan, hari ini, tentang cara apa pun yang membuat Anda bingung dengan Firman Tuhan. Cobalah untuk dengan rendah hati membuka hati Anda lebih penuh terhadap apa yang Tuhan kita ingin sampaikan kepada Anda. Dengarkan dengan pikiran dan hati yang terbuka dan izinkan karunia iman yang murni menjadi penuntun Anda sehingga Anda akan dituntun ke kebenaran terdalam dari iman.
Tuhanku yang misterius dan indah, Engkau telah mengungkapkan kepada kami misteri kehidupan yang paling dalam melalui Firman-Mu yang tertulis. Semoga aku selalu mendekati Sabda-Mu dengan kerendahan hati dan keterbukaan sehingga aku akan mengenal-Mu lebih penuh. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin
Renungan Harian Katolik 09 Desember 2022
Renungan Harian Katolik 11 Desember 2022 – Hari Minggu Adven III
DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG
Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7