Lalu tampillah nabi Elia bagaikan api, yang perkataannya laksana
obor membakar (Sir 48:1).
Tidak mudah mendengarkan nabi kalau pesan yang mereka
sampaikan berisi teguran yang membuat kita merasa tidak aman
dan tidak nyaman. Mereka berusaha membuat orang-orang di
sekitar mereka melihat gambaran yang lebih besar, kebenaran yang
lebih dalam, dan merasakan kasih Allah dengan tuntas. Yesus Sang
Nabi diusir ke luar dari kota kelahiran-Nya. Kemudian Ia diburu
dan dibunuh karena pesan kenabian-Nya.
Yesus menantang sistem yang sudah mantap, mengguncang
pintu rohani yang lemah. Orang amat merindukan Juru Selamat,
tetapi ketika la datang, mereka menolak Dia. Mereka menginginkan
orang lain, bukan orang yang kata-kata-Nya tajam, yang meminta
mereka untuk mengubah hati dan pikiran mereka.
Dalam masa Adven ini, kita sering berdoa agar Yesus datang.
Apakah kita tahu apa yang kita doakan? Kita meminta seorang
nabi yang meminta para murid-Nya untuk saling mengampuni
dan berhenti menghakimi orang lain dengan keras. Ia meminta
mereka untuk menerima semua orang dari segala bangsa, untuk
mencari kekayaan Allah lebih daripada kekayaan materi dan
melakukan semua yang mereka lakukan untuk menyembuhkan
dan membawa perdamaian.
Apakah kita siap untuk menerima nabi seperti ini di antara
kita? Untuk itu marilah kita berdoa dengan segenap hati,
“Datanglah, Tuhan Yesus, datanglah!”
Sr. Joyce Rupp, O.S.M.