Tema Umum :
Semakin Beriman, Semakin Solider (Pembangunan Ekonomi Berbela rasa).
Bacaan Kitab Suci
Yohanes 13: 31-35 (Perintah Baru)
13:31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
13:32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.
13:33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.
13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Renungan :
Mengembangkan kehidupan ekonomi dalam semangat solidaritas selaras dengan iman kristiani. Solidaritas tidak dapat dipisahkan dari cinta kasih, yang merupakan keutamaan dasar para murid Kristus (bdk. Yoh 13.35; SRS 40).
Dalam semangat solidaritas kerjasama melampaui tuntutan etis-manusiawi di mana semangat pengorbanan serta mengutamakan hidup dan kepentingan sesama menjadi utama (1 Yoh 3:16; SRS 40).
Iman membarui komitmen untuk bekerjasama dan mewujudkan solidaritas sosial secara terus-menerus agar perkembangan dunia semakin manusiawi. Dalam iman Kristiani, solidaritas manusia bersumber dari keyakinan akan solidaritas Allah yang telah mengutus Putra-Nya untuk menyelamatkan manusia. Setiap pribadi mengemban tugas, amanat, dan tanggung-jawab mengembangkan hidup bersama sebagai wujud nyata keterlibatan pada rencana dan program Allah untuk mewujudkan keselamatan dan damai sejahtera bagi dunia. Semakin beriman seharusnya semakin solider. Iman yang sejati selalu menyatakan dirinya dalam ketaatan kepada Allah dan perbuatan belas kasihan terhadap mereka yang membutuhkannya(bdk.Yak. 2:17).
Proses :
Melihat Film LANDJAR dan ASA
Isi Proses :
- IBU LANJAR Pengrajin Rempeyek pada awalnya sangat terbatas jumlah produksi, pengemasan, pasar dan keuntungannya. Namun setelah ada kepedulian dari orang-orang muda untuk mengemas dengan modern dan memanfaatkan media sosial, usaha Ibu Lanjar bisa berlipat-lipat dalam produksi, pasar dan keuntungannya.
- IBU ASA setelah menjalani masa pension, ia masih ingin tetap berkarya di masa tua. Ia menemukan ide membuat usaha kripik pisang. Ia mendapat dukungan dari warga gereja untuk mengemas dengan baik dan memasarkannya sehingga usahanya berkmbang hingga saat ini.
Refleksi :
- Apakah kita memiliki kepedulian dengan sesama?
- Apakah kita sudah merangkul dan membantu sesama kita?
- Apakah kita mau dan sanggup membantu sesama kita yang berada di tengah kesulitan hidup?