“Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?”
Lukas 6:41
Santa Teresa dari Avila, salah satu penulis spiritual terbesar dan doktor Gereja, menjelaskan dalam mahakarya spiritualnya “Interior Castles” bahwa salah satu langkah pertama di jalan menuju kekudusan adalah pengenalan diri. Pengenalan diri menghasilkan kerendahan hati, karena kerendahan hati hanyalah memiliki pendapat yang benar tentang diri anda sendiri. Ketika seseorang gagal untuk mengenal dirinya sendiri dari perspektif yang benar dari pikiran Tuhan, maka mereka membuka diri terhadap banyak kesalahan penilaian. Salah satu kesalahan tersebut adalah bahwa mereka dapat dengan mudah menjadi terpaku pada dosa yang mereka rasakan terhadap orang lain.
Bagian Injil yang dikutip di atas menggambarkan seseorang yang sangat kekurangan pengetahuan diri. Mengapa? Karena mereka “tidak melihat balok kayu” dengan mata mereka sendiri, artinya, mereka tidak melihat dosa mereka sendiri. Akibatnya, Yesus menjelaskan bahwa orang ini juga menjadi terpaku pada “serpihan” di mata saudaranya.
Ketika anda mempertimbangkan pikiran anda sendiri, apa yang paling anda pikirkan sepanjang hari? Apakah anda dengan jujur melihat ke dalam, mencari tahu diri anda seperti Tuhan mengenal anda? Atau apakah anda menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan orang lain, menganalisis dan menilai tindakan mereka? Ini adalah pertanyaan penting untuk ditanyakan pada diri sendiri dan dijawab dengan jujur.
Cara terbaik untuk mengenal diri sendiri adalah dengan menatap Yesus. Ketika Dia menjadi fokus perhatian anda sepanjang hari, anda tidak hanya akan mengenal Dia, tetapi anda juga akan mengenal diri anda lebih jujur. Menatap keindahan dan kesempurnaan Tuhan kita akan memiliki efek ganda mengenal Dia dan mengenal diri sendiri melalui mata-Nya. Itu juga akan membantu anda untuk mengenal orang lain sebagaimana Dia melihat mereka.
Bagaimana pandangan Yesus terhadap orang-orang di sekitar anda? Dia memandang mereka dengan belas kasihan yang abadi. Benar, di akhir setiap kehidupan, ketika kita berpindah dari dunia ini ke dunia berikutnya, kita akan menghadapi penghakiman khusus kita dari Tuhan kita. Tapi sementara di bumi, Tuhan terus menatap kita dengan belas kasihan. Oleh karena itu, belas kasihan harus menjadi misi harian kita, dan kita harus membangun kebiasaan memandang setiap orang dalam hidup kita dengan mata belas kasih.
Renungkan, hari ini, tentang Tuhan kita. Pandanglah Dia, lihatlah Dia, berusahalah untuk mengenal Dia dan jadikan Dia pusat perhatian anda. Ketika anda melakukannya, cobalah untuk mengabaikan dari proses berpikir anda, penilaian persepsi anda sendiri terhadap orang lain. Izinkan pandangan anda kepada Tuhan kita untuk membantu tidak hanya melihat-Nya tetapi juga melihat orang lain melalui mata-Nya. Bangun kebiasaan ini dan anda akan berada di jalur cepat menuju jalan menuju kekudusan.
Yesusku yang penyayang, semoga aku membangun kebiasaan yang rendah hati dan sejati untuk menatap-Mu dalam kemegahan dan keindahan-Mu. Saat aku melihatMu, hari demi hari, tolong bantu diriku untuk melihat diri sendiri melalui mata belas kasihanMu sehingga aku juga akan tumbuh dalam kerendahan hati. Tolong hilangkan semua penilaian dari hatiku agar aku bebas mengenal dan mencintai semua orang seperti Engkau mengenal dan mencintai mereka. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin
Renungan 09 September 2021 Renungan 11 September 2021
DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG
Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7
Bagi umat yang kesulitan mengisi data, bisa meminta bantuan kepada Ketua Lingkungan masing-masing.