Renungan 14 Juli 2021

Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
Matius 11:25

Bagian ini sangat kontras dengan bagian sebelumnya di mana Yesus menghukum kota Chorazin, Betsaida dan Kapernaum karena tidak bertobat dan percaya kepada-Nya. Dan segera setelah Yesus mengeluarkan teguran itu, Dia mengalihkan pandangan-Nya ke Surga dan memuji Bapa karena mengungkapkan misteri tersembunyi Kerajaan Surga kepada mereka yang “seperti anak kecil.”

Salah satu ancaman terbesar terhadap iman yang murni dan kekanak-kanakan adalah kebanggaan intelektual. Mereka yang menganggap diri mereka “bijaksana dan terpelajar” sering tergoda untuk mengandalkan kemampuan penalaran mereka sendiri untuk sampai pada kesimpulan dan keyakinan dalam hidup. Masalahnya adalah bahwa meskipun masalah iman kita sepenuhnya masuk akal, mereka melampaui kesimpulan yang dapat dicapai oleh akal manusia saja. Kita tidak dapat memahami Tuhan sendiri. Kita membutuhkan karunia iman untuk itu, dan karunia iman dimulai dengan komunikasi rohani dari Allah yang melaluinya Dia mengungkapkan kepada kita Siapa Dia dan apa yang benar. Hanya mereka yang kekanak-kanakan, artinya, mereka yang rendah hati, yang dapat mendengar bentuk komunikasi ini dari Tuhan dan menanggapinya.

Perikop ini juga mengungkapkan kepada kita bahwa Yesus dengan penuh semangat bersukacita dalam bentuk iman yang rendah hati ini. Dia memberikan “pujian” kepada Bapa di Surga karena menyaksikan iman seperti itu, karena Yesus tahu bahwa bentuk iman ini berasal dari Bapa.

Dalam hidup, penting bagi anda untuk secara teratur merenungkan apakah anda lebih seperti orang bijak dan terpelajar atau seperti mereka yang kekanak-kanakan. Meskipun Tuhan adalah misteri yang tak terbatas dan tidak dapat dipahami, Dia harus diketahui. Dan satu-satunya cara kita bisa mengenal Tuhan adalah jika Dia menyatakan diri-Nya kepada kita. Dan satu-satunya cara Tuhan akan menyatakan diri-Nya kepada kita adalah jika kita tetap rendah hati dan seperti anak kecil.

Ketika kita sampai pada iman seperti anak kecil, kita juga harus meniru pujian yang Yesus berikan kepada Bapa atas iman yang Dia saksikan dalam kehidupan para pengikut-Nya. Kita juga harus mengarahkan pandangan kita kepada mereka yang dengan jelas menyatakan pengetahuan murni tentang Allah ini melalui karunia iman. Ketika kita melihat iman ini hidup, kita harus bersukacita dan memuji Bapa. Dan tindakan pujian ini harus diberikan tidak hanya ketika kita melihat iman hidup dalam diri orang lain, tetapi juga harus diberikan ketika kita melihat karunia iman tumbuh di dalam jiwa kita sendiri. Kita harus menumbuhkan kekaguman yang kudus terhadap apa yang Tuhan lakukan di dalam diri kita, dan kita harus bersukacita dalam pengalaman itu.

Renungkan, hari ini, tentang Yesus yang memuji Bapa saat Dia menyaksikan iman yang lahir di hati para pengikut-Nya. Ketika Yesus melihat anda, apa yang Dia lakukan? Apakah Dia mengeluarkan hukuman? Atau apakah Hati Kudus-Nya bersukacita dan memuji apa yang Dia lihat? Berikan sukacita bagi Hati Kristus dengan merendahkan diri sampai anda juga termasuk di antara anak-anak yang benar-benar mengenal dan mengasihi Tuhan.

Tuhanku yang bersukacita, Engkau memperhatikan bekerjanya kasih karunia di setiap hati manusia. Saat Engkau melihat suara Bapa berbicara kepada anak-anakMu, Engkau bersukacita melihat pemandangan seperti itu. Tuhan yang terkasih, aku berdoa agar hatiku sendiri menjadi penyebab sukacita-Mu dan pujian-Mu kepada Bapa di Surga. Tolong bicaralah padaku dan bantu aku untuk percaya dengan sepenuh hatiku. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin


Renungan 13 Juli 2021

komsostidar1