
Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis.Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: “Apa itu?”
Kata orang kepadanya: “Yesus orang Nazaret lewat.” Lalu ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”
Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!”
Lukas 18:35-39
Kisah indah tentang penyembuhan orang buta ini, bernama Bartimeus dalam Injil Markus, menjadi contoh bagi kita bagaimana kita harus datang kepada Yesus dalam doa. Bartimeus dan perjumpaannya dengan Kristus adalah ikon yang harus kita renungkan untuk meniru dia dalam kelemahan, keterbukaan, kepercayaan diri, dan ketekunannya.
Untuk memulai, “orang buta ini sedang duduk di pinggir jalan mengemis.” Kita harus melihat ini sebagai gambaran ideal tentang bagaimana memulai doa kita. Ketika kita mulai berdoa, kita harus melihat kekecilan, kelemahan dan kemiskinan kita dalam kehidupan rohani kita. Kita datang kepada Tuhan tanpa apa-apa. Tidak dapat melihat. Seorang pengemis. Dan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan rohani kita sendiri. Seperti Bartimeus, dan ini cara kita datang kepada Tuhan dalam doa. Terkadang kita bisa jatuh ke dalam ilusi bahwa doa kita begitu tinggi dan saleh sehingga Tuhan pasti sangat terkesan. Jika itu pergumulan anda, maka anda lebih seperti orang Farisi. Orang buta ini, bagaimanapun, adalah contoh ideal untuk ditiru. Jadi ketika anda memulai doa anda, datanglah kepada Tuhan kita sebagai seorang pengemis yang miskin secara rohani dan membutuhkan.
Dalam kerendahan hati ini, seperti yang terjadi dalam kisah Injil ini, anda dapat yakin bahwa “Yesus dari Nazaret sedang lewat.” Jadi saat anda duduk dalam keadaan rendah hati dan membutuhkan, menunggu dan memperhatikan Yesus lewat. Tunggulah suara-Nya yang lembut, ilham-Nya yang tenang, kehadiran-Nya yang menenangkan dan tidak salah lagi.
Jika anda dapat merendahkan diri anda dengan cara ini dan kemudian merasakan kehadiran Ilahi Tuhan kita menyentuh anda dalam beberapa cara, maka tirulah Bartimeus lebih jauh dengan berseru dalam hati, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Seruan dari lubuk hati anda yang terdalam dalam doa harus datang sebagai akibat dari Yesus “melewati anda.” Itu harus menjadi tanggapan terhadap Dia yang datang kepada anda atas kehendak-Nya sendiri. Saat Yesus lewat, secara rohani, Dia menunggu anda untuk memanggil-Nya. Dia ingin agar anda memanggil-Nya. Dan Dia ingin agar anda melakukannya dengan keyakinan dan ketekunan yang teguh.
Perhatikan bahwa ketika pengemis buta ini berteriak, ada rintangan yang menghalangi jalannya. Orang-orang “menegurnya, menyuruhnya diam.” Tetapi bahkan larangan banyak orang itu membuat Bartimeus untuk berteriak lebih keras. Begitu juga dengan kita, ketika ada hambatan dalam doa kita, seperti gangguan, godaan, kurangnya penghiburan, atau tantangan lain dalam doa kita, kita harus melihat hambatan ini sebagai rintangan yang harus diatasi. Melakukan hal itu akan memperdalam persatuan kita dengan Yesus, mengubah hambatan yang tampak itu menjadi sumber berkat.
Renungkan, hari ini, pada empat aspek kehidupan doa yang mendalam yang disajikan kepada kita melalui kesaksian pengemis buta ini. Pertama, renungkan kelemahan dan kemiskinan anda saat anda berpaling kepada Tuhan dalam doa. Kedua, perhatikan kehadiran Tuhan saat Dia lewat, menunggu anda untuk memanggil-Nya. Ketiga, berseru kepada-Nya dan memohon kepada-Nya untuk mendekat. Dan keempat, bekerja untuk mengatasi setiap rintangan dalam doa dan melihat rintangan itu sebagai kesempatan untuk lebih memanggil Tuhan.
Tuhanku yang pengasih, aku datang kepada-Mu dalam kelemahan dan kemiskinanku, aku membutuhkan sentuhan dan kesembuhan Ilahi-Mu. Saat Engkau lewat, aku mengakui kehadiran-Mu dan memanggil-Mu. Yesus, tolong datanglah padaku, kasihanilah aku. Bantu aku untuk mengatasi setiap rintangan cinta-Mu dan untuk selalu percaya kepada-Mu, tidak pernah goyah dari komitmenku kepada-Mu. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin
Renungan 14 November 2021 – Hari Minggu Biasa Ke XXXIII
DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG
Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7
Bagi umat yang kesulitan mengisi data, bisa meminta bantuan kepada Ketua Lingkungan masing-masing.