Renungan 16 Maret 2022

Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.”
Matius 20:22-23

Memiliki niat baik itu mudah, tapi apakah itu cukup? Bagian Injil di atas diucapkan oleh Yesus kepada saudara Yakobus dan Yohanes setelah ibu mereka yang penuh kasih datang kepada Yesus dan meminta Dia untuk berjanji kepadanya bahwa kedua putranya akan duduk di kanan dan kiri-Nya ketika Dia naik takhta Kemuliaan-Nya. Mungkin dia agak berani menanyakan hal itu kepada Yesus, tetapi jelas kasih seorang ibu yang berada di balik permintaannya.

Namun, penting untuk dicatat bahwa dia tidak benar-benar menyadari apa yang dia tanyakan. Dan jika dia menyadari apa yang dia minta, dia mungkin tidak meminta “perkenanan” ini sama sekali. Yesus pergi ke Yerusalem di mana Dia akan mengambil takhta Salib-Nya dan disalibkan. Dan dalam konteks inilah Yesus ditanya apakah Yakobus dan Yohanes dapat bergabung dengan-Nya di atas takhta-Nya. Inilah sebabnya mengapa Yesus bertanya kepada kedua Rasul ini, “Dapatkah kamu minum piala yang akan Aku minum?” Di mana mereka menjawab, “Kita bisa.” Dan Yesus menegaskan hal ini dengan mengatakan kepada mereka, “Piala-Ku benar-benar akan kamu minum.”

Mereka diundang oleh Yesus untuk mengikuti jejak-Nya dan dengan berani memberikan hidup mereka dengan cara berkorban demi kasih orang lain. Mereka harus meninggalkan semua ketakutan dan harus siap dan bersedia untuk mengatakan “Ya” pada salib mereka sendiri ketika mereka berusaha untuk melayani Kristus dan misi-Nya.

Mengikuti Yesus bukanlah sesuatu yang harus kita lakukan setengah-setengah. Jika kita ingin menjadi pengikut Kristus yang sejati maka kita juga perlu meminum cawan Darah Berharga-Nya jauh ke dalam jiwa kita dan dipelihara oleh karunia itu sehingga kita siap dan rela memberikan diri kita sendiri sampai pada titik pengorbanan total. Kita harus siap dan mau menahan apa pun, bahkan jika itu adalah pengorbanan terbesar.

Benar, sangat sedikit orang yang akan dipanggil menjadi martir literal, tetapi kita SEMUA dipanggil untuk menjadi martir dalam roh. Ini berarti bahwa kita harus sepenuhnya diserahkan kepada Kristus dan kehendak-Nya sehingga kita telah mati bagi diri kita sendiri.

Renungkan, hari ini, ketika Yesus mengajukan pertanyaan ini kepada anda, “Dapatkah kamu minum dari piala yang akan Kuminum?” Bisakah anda dengan rela memberikan segalanya, tidak menahan apa pun? Dapatkah kasih anda kepada Tuhan dan sesama menjadi begitu lengkap dan total sehingga anda menjadi seorang martir dalam arti kata yang sebenarnya? Putuskan untuk mengatakan “Ya,” minum cawan Darah Berharga-Nya dan setiap hari mempersembahkan hidup anda dalam pengorbanan total.

Tuhanku yang berkorban, semoga cintaku kepada-Mu dan orang lain begitu lengkap sehingga aku tidak menahan apa pun. Semoga aku memberikan pikiranku hanya untuk Kebenaran-Mu dan kehendakku untuk Jalan-Mu. Dan semoga pemberian Darah-Mu yang Berharga menjadi kekuatanku dalam perjalanan ini sehingga aku dapat meniru kasih-Mu yang sempurna dan penuh pengorbanan. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin


Renungan 15 Maret 2022 Renungan 17 Maret 2022


DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG

Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7

Bagi umat yang kesulitan mengisi data, bisa meminta bantuan kepada Ketua Lingkungan masing-masing.

komsostidar1