Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.”
Matius 13:33
Ragi sangat kuat. Meskipun sering hanya menyumbang sekitar 1% dari sepotong roti, hal itu menyebabkan roti itu berukuran lebih dari dua kali lipat. Tentu saja, ini juga memiliki efek luar biasa dalam mengubah adonan menjadi lembut dan fleksibel saat mengembang. Tanpa ragi, adonan akan tetap kaku dan ukurannya jauh lebih kecil. Adonan tidak akan menjadi roti yang seharusnya.
Para Bapa Gereja menawarkan banyak interpretasi dari perumpamaan singkat dan satu kalimat ini. Ada yang mengatakan bahwa tiga takaran tepung melambangkan roh, jiwa dan tubuh yang di dalamnya Injil dimasukkan. Yang lain mengatakan tiga takaran tepung mewakili tiga jenis orang yang berbeda atau tiga tingkat kesuburan rohani dalam hidup kita. Ragi dipahami oleh beberapa orang sebagai pesan Injil dalam Kitab Suci dan oleh orang lain sebagai amal yang harus meresapi hidup kita dan dunia secara keseluruhan. Tentu saja, perumpamaan-perumpamaan Yesus, serta setiap ajaran yang terkandung dalam Kitab Suci, menawarkan kepada kita banyak tingkat pemahaman dan makna yang semuanya benar dan konsisten satu sama lain. Salah satu pertanyaan yang paling penting untuk direnungkan adalah: Apa yang ingin Tuhan katakan kepada anda melalui perumpamaan ini?
Jika anda menganggap diri anda sebagai tiga takaran tepung, dan ragi adalah Tuhan, Firman-Nya yang kudus dan Suara-Nya yang lembut namun jelas berbicara kepada anda, dengan cara konkret apa anda bisa melihat hidup meningkat sebagai akibat langsungnya ? Bagaimana anda melihat diri anda menjadi seperti yang anda inginkan sebagai hasil dari Tuhan memasuki hidup anda? Dan apakah anda melihat efeknya sebagai efek yang benar-benar berubah dan perubahan itu adalah sebuah perubahan besar ?
Terkadang Firman Tuhan tidak banyak berpengaruh dalam hidup kita. Itu, tentu saja, bukan kesalahan Firman Tuhan; sebaliknya, itu karena kita tidak mengizinkan Tuhan melakukan pekerjaan transformasi-Nya. Agar ragi bekerja, adonan harus diam sebentar. Jadi dalam hidup kita, agar Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, kita harus membiarkan Dia bekerja dengan lembut dan penuh kuasa. Proses ini mengharuskan kita menginternalisasi semua yang Tuhan katakan kepada kita. Kemudian tindakan-Nya harus dengan penuh doa diizinkan bekerja di dalam diri kita, dan kita harus membiarkan perubahan itu lambat dan pasti sesuai dengan rencana Ilahi-Nya.
Terkadang kita juga bisa menjadi tidak sabar dengan pekerjaan Tuhan. Sekali lagi, ragi membutuhkan waktu untuk bekerja. Jika kita tidak sabar dengan kasih karunia Tuhan, maka mungkin seperti mengambil adonan dan menguleninya berulang-ulang bahkan sebelum ragi itu sempat bekerja. Tetapi jika kita berdoa dengan sabar, membiarkan Tuhan melakukan pekerjaan-Nya dalam hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya dan pada waktu-Nya, maka sedikit demi sedikit kita akan mengalami transformasi yang Dia mulai.
Renungkan, hari ini, pada perumpamaan yang singkat namun kuat ini. Lihat diri anda sebagai adonan itu dan lihat Tuhan dan tindakan-Nya dalam hidup anda sebagai ragi. Saat anda duduk dengan gambaran itu dengan cara berdoa, biarkan Tuhan mengungkapkan bagaimana Dia ingin bekerja di dalam anda dan bagaimana Dia ingin mengubah anda. Berdoa untuk kesabaran. Percayalah bahwa jika anda menerima Firman-Nya yang mengubahkan ke dalam jiwa anda, maka Dia akan melakukan apa yang Dia ingin lakukan. Dan percayalah bahwa jika ini terjadi, anda memang akan menjadi orang yang Tuhan inginkan.
Tuhanku, Engkau ingin masuk jauh ke dalam hidupku dan meresapi semua keberadaanku. Engkau ingin mengubah diriku, sedikit demi sedikit, membuat aku menjadi orang yang Engkau inginkan. Tolong bantu aku untuk memperhatikan semua yang Engkau ingin lakukan dalam diriku dan dengan sabar menunggu transformasi yang telah Engkau mulai. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin