Renungan Harian Katolik 08 Juli 2022
Hari Jumat Minggu Biasa XIV
“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Matius 10:16-18
Bayangkan diri anda menjadi pengikut Yesus pada saat Dia berkhotbah. Bayangkan bahwa ada banyak kegembiraan tentang Dia dan harapan besar bahwa Dia akan menjadi Raja baru dan Mesias. Akan ada banyak harapan dan kegembiraan tentang apa yang akan datang.
Tapi kemudian, tiba-tiba, Yesus memberikan khotbah ini. Dia mengatakan bahwa para pengikut-Nya akan dianiaya dan dicambuk dan bahwa penganiayaan ini akan terus berulang. Ini pasti membuat para pengikut-Nya berhenti dan secara serius mempertanyakan Yesus dan bertanya-tanya apakah layak mengikuti-Nya.
Penganiayaan orang Kristen telah hidup dan tumbuh sepanjang zaman. Itu telah terjadi di setiap waktu dan di setiap budaya. Itu terus hidup hari ini. Jadi apa yang kita lakukan dengan itu? Bagaimana kita menanggapi?
Banyak orang Kristen dapat jatuh ke dalam perangkap pemikiran bahwa Kekristenan adalah tentang “bersama”. Sangat mudah untuk percaya bahwa jika kita mencintai dan baik hati maka semua orang juga akan mencintai kita. Tapi bukan itu yang Yesus katakan.
Yesus menjelaskan bahwa penganiayaan akan menjadi bagian dari Gereja dan bahwa kita tidak perlu terkejut ketika ini terjadi pada kita. Kita seharusnya tidak terkejut ketika orang-orang dalam budaya kita menginjak kita dan bertindak jahat. Ketika ini terjadi, mudah bagi kita untuk kehilangan iman dan kehilangan hati. Kita bisa berkecil hati dan merasa ingin mengubah iman kita menjadi kehidupan tersembunyi yang kita jalani. Sulit untuk menghidupi iman kita secara terbuka mengetahui bahwa budaya dan dunia tidak menyukai itu dan tidak akan menerimanya.
Contohnya ada di sekitar kita. Yang harus kita lakukan adalah membaca berita sekuler untuk menyadari permusuhan yang berkembang terhadap iman Kristen. Untuk alasan itu, kita perlu mengindahkan kata-kata Yesus hari ini lebih dari sebelumnya. Kita perlu menyadari peringatan-Nya dan memiliki harapan dalam janji-Nya bahwa Dia akan menyertai kita dan akan memberi kita kata-kata untuk diucapkan ketika kita membutuhkannya. Lebih dari segalanya, perikop ini memanggil kita untuk berharap dan percaya pada Tuhan kita yang pengasih.
Renungkan, hari ini, tentang seberapa siap dan rela kita menghadapi permusuhan dunia. Kita tidak harus bereaksi dengan permusuhan yang sama, melainkan, kita harus berusaha untuk memiliki keberanian dan kekuatan untuk menanggung setiap penganiayaan dengan bantuan, kekuatan dan hikmat Kristus.
Tuhan kekuatan yang sempurna, beri aku kekuatan, keberanian dan kebijaksanaan saat aku menjalani imanku di dunia yang bermusuhan dengan-Mu. Semoga diriku menanggapi dengan cinta dan belas kasihan dalam menghadapi kekerasan dan kesalahpahaman. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin
Renungan Harian Katolik 07 Juni 2022
Renungan Harian Katolik 09 Juli 2022
DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG
Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7