
Pada Peringatan 150 Tahun Pemakluman Santo Yusuf sebagai Pelindung Gereja Semesta
- Seorang bapak yang dikasihi
Keagungan Santo Yusuf ada dalam fakta bahwa ia adalah suami Maria dan bapak Yesus. Dengan demikian, “ia menempatkan dirinya untuk melayani seluruh rencana keselamatan,” seperti ditegaskan oleh Santo Yohanes Chrisostomus. [7]
Santo Paulus VI melihat bahwa peran kebapaannya diungkapkan secara nyata “dengan menjadikan hidupnya sebagai suatu pelayanan, sebuah pengorbanan kepada misteri Inkarnasi dan misi penebusan yang disatukan di dalamnya; dengan menggunakan kuasa hukum yang dimilikinya atas Keluarga Kudus untuk menjadikan hal itu sebagai persembahan total dirinya, hidupnya, dan pekerjaannya; dengan mengubah panggilan manusiawinya untuk kasih rumah tangga menjadi persembahan istimewa dari dirinya, hatinya dan semua kemampuannya, suatu kasih yang ditempatkan pada pelayanan bagi Mesias yang bertumbuh kembang di rumahnya.” [8]
Berkat perannya dalam sejarah keselamatan, Santo Yusuf menjadi seorang bapa yang selalu dikasihi oleh umat kristiani, seperti ditunjukkan oleh fakta bahwa banyak sekali gereja yang telah dipersembahkan kepadanya di seluruh dunia; bahwa banyak lembaga religius, persaudaraan religius (Confraternity) dan kelompok-kelompok gerejawi yang diilhami oleh spiritualitasnya dan memakai namanya; dan bahwa berbagai ungkapan kudus telah diberikan selama berabadabad untuk meng-hormatinya. Banyak santo dan santa berdevosi kepadanya dengan penuh semangat, termasuk Teresa dari Avila, yang menjadikannya sebagai pendorong dan perantaranya, dengan sangat mempercayakan dirinya kepadanya dan menerima semua rahmat yang dimintanya darinya; terdorong oleh pengalamannya sendiri, Santa Teresa menganjurkan orang lain untuk berdevosi kepadanya. [9]
Setiap buku doa memuat doa-doa kepada Santo Yusuf. Permohonan-permohonan khusus ditujukan kepadanya setiap Rabu dan terutama selama bulan Maret yang secara tradisional dipersembahkan kepadanya. [10]
Kepercayaan umat pada Santo Yusuf dirangkum dalam ungkapan “Pergilah kepada Yusuf (Ite ad Ioseph)”, yang merujuk pada saat kelaparan di Mesir ketika orang-orang meminta roti kepada Firaun dan ia menjawab “Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu” (Kej 41:55). Itu adalah Yusuf, anak Yakub yang dijual karena kecemburuan para saudaranya (bdk. Kej 37:11- 28) dan yang – menurut kisah biblis – kemudian menjadi raja muda Mesir (bdk. Kej 41:41-44). Sebagai keturunan Daud (bdk. Mat 1:16-20), yang dari akarnya Yesus akan bertunas menurut janji yang dibuat nabi Natan kepada Daud (bdk. 2Sam 7), dan sebagai suami Maria dari Nazaret, Santo Yusuf adalah sendi yang menghubungkan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru.