Fri. Apr 19th, 2024

Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?”
Lukas 9:18

Sangat menarik bahwa Yesus “berdoa dalam kesendirian” dan bahwa “para murid bersama-Nya.” Santo Beda menjelaskan kontradiksi yang nyata ini dengan menyatakan bahwa “Putra saja yang mampu menembus rahasia kehendak Bapa yang tidak dapat dipahami.” Oleh karena itu, Tuhan kita selalu sendirian dengan Bapa dalam arti bahwa hanya Yesus yang mengenal Bapa secara penuh dan intim. Ini karena Dia adalah Pribadi Kedua dari Tritunggal Mahakudus, Putra Kekal dari Bapa.

Dengan fakta itu dipahami dengan jelas, penting juga untuk dipahami bahwa ketika Yesus berdoa kepada Bapa dalam kodrat manusia-Nya, sesuatu yang baru terjadi. Meskipun Yesus selamanya bersama Bapa, sifat manusiawi-Nya tidak selamanya bersama Bapa. Oleh karena itu, ketika Putra Allah yang Kekal berkomunikasi dengan Bapa Yang Kekal ketika hidup dalam daging manusia, sifat manusia tiba-tiba diangkat ke ketinggian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bukan hanya Putra Kekal yang hidup dalam kesatuan yang sempurna dengan Bapa, tetapi sekarang Putra Kekal, yang sepenuhnya manusia, membawa sifat manusiawi-Nya dalam kesatuan ini.

Meskipun ini mungkin tampak sedikit filosofis bagi sebagian orang, ini menunjukkan kenyataan yang sangat penting yang mempengaruhi kita semua. Melalui doa manusiawi Tuhan kita kepada Bapa, kita semua diundang untuk bergabung dengan Yesus dan berbagi dalam kesatuan Ilahi ini. Putra Allah, sebagai manusia, memungkinkan kita sebagai manusia untuk berbagi dalam peningkatan hidup kita sendiri menuju kesatuan dengan Allah Bapa. Dan meskipun Anak Allah akan selalu mempertahankan kesatuan yang unik dengan Bapa, kita, bagaimanapun, dengan partisipasi, diundang untuk berbagi dalam hidup Ilahi.

Jadi mengapa ini penting? Salah satu alasannya adalah bahwa tidak ada pemenuhan manusia yang lebih besar yang dapat kita capai selain berbagi dalam doa Putra kepada Bapa. Sepanjang hidup kita, kita terus-menerus mencari pemenuhan dalam satu atau lain bentuk. Kami ingin bahagia. Kami menginginkan kesenangan dalam hidup. Kita memiliki hasrat alami akan kebahagiaan yang terus-menerus ingin kita penuhi. Yang penting untuk dipahami adalah bahwa kebahagiaan terbesar datang dengan berbagi dalam doa manusiawi yang mendalam dari Putra kepada Bapa. Doa, doa yang benar, adalah jawaban dari keinginan kita yang terdalam.

Renungkan, hari ini, apakah anda secara teratur melakukan doa yang dalam atau tidak. Dapatkah anda menunjukkan saat-saat ketika anda, seperti Tuhan kita, sendirian dengan Tuhan, berkomunikasi dengan-Nya di lubuk jiwa manusia anda, ditarik kepada-Nya melalui doa? Ada banyak tingkatan doa, seperti yang dibuktikan oleh banyak orang suci. Buatlah pilihan untuk memperdalam doa anda. Pergilah ke hadapan Tuhan kita hari ini dan curahkan hatimu kepada-Nya, mintalah Dia untuk menarikmu ke dalam kesunyian yang kudus dari doa-Nya kepada Bapa. Melakukan hal itu akan menghasilkan dalam diri anda kepuasan manusia yang paling dalam dalam hidup.

Tuhanku, saat Engkau menghabiskan waktu sendirian dengan Bapa, Engkau menyatukan sifat manusiawi-Mu dengan-Nya, dengan demikian mengangkat sifat kami ke tingkat yang mulia. Tolong tarik diriku kepada-Mu, Tuhan yang terkasih, sehingga aku dapat mengenal Engkau dan Bapa melalui doa yang benar dan mendalam. Semoga kesatuan denganMu ini menjadi penyebab pemenuhan terdalamku dalam hidup. Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin


Renungan 23 September 2021 Renungan 25 September 2021


DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG

Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7

Bagi umat yang kesulitan mengisi data, bisa meminta bantuan kepada Ketua Lingkungan masing-masing.