Renungan Katolik 22 Juni 2022
Hari Rabu Minggu Biasa Kedua Belas
“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Matius 7:15-16
Jawaban yang jelas untuk pertanyaan Yesus ini adalah “Tidak, orang tidak memetik buah anggur dari semak berduri.” Dengan kata lain, orang jahat tidak bisa menghasilkan buah yang baik.
Pernyataan dari Tuhan kita ini dapat memberi kita banyak bimbingan dalam penegasan. Pertama-tama, penting untuk menyadari fakta yang sangat sederhana bahwa “nabi palsu” memang ada. Ini dapat dipahami sebagai siapa saja yang secara aktif menyesatkan orang lain dengan kedok berbuat baik. Beberapa orang mungkin melakukan ini tanpa disadari, tetapi biasanya orang yang bertindak sebagai serigala berbulu domba melakukannya dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri. Keuntungan mementingkan diri sendiri yang menjadi motivasi mereka dapat berupa banyak hal, tetapi prinsip dasar keegoisan biasanya berlaku.
Sebagai contoh sekuler, ambillah seorang penjual mobil bekas yang dengan menipu memberi tahu calon pembeli mobil tertentu sangat bagus, padahal penjual tersebut benar-benar mengetahui bahwa mobil tersebut memiliki masalah mekanis yang serius. Tujuannya adalah penjualan mobil untuk keuntungan egois dengan sedikit peduli tentang kerugian yang terjadi pada pembeli yang tidak terduga.
Demikian pula, banyak dari kita mungkin tergoda untuk “membicarakan manis” kepada orang lain atau mengatakan apa yang menurut kita ingin didengar orang lain untuk membuat mereka melakukan apa yang kita inginkan. Ini menipu dan menyesatkan.
Ketika berbicara tentang penegasan, kunci yang Yesus berikan kepada kita adalah melihat buah dari apa yang dikatakan atau dilakukan seseorang. Mau tidak mau, ketika sesuatu itu datang dari Hati Tuhan kita dan sesuai dengan kehendak-Nya, maka buahnya akan baik. Tetapi ketika itu menipu atau menyesatkan, terselubung dalam “kebaikan” yang dangkal, hasil akhirnya, buah yang lahir, paling-paling hanyalah anggur asam.
Renungkan, hari ini, atas apa pun dalam hidup kita yang sedang kita coba putuskan atau cermati. Jika kita benar-benar ingin mengetahui kehendak Tuhan dalam keputusan sehari-hari, cobalah untuk melihat efek yang akan terjadi pada pilihan kita. Jika kita dengan tulus melihat kebaikan sebagai hasil dari pilihan tertentu, ketahuilah bahwa ini adalah pertanda baik bahwa dari Tuhan. Jika kita melihat efek negatif dari keputusan tertentu, menghasilkan buah yang buruk, maka itu pertanda bahwa keputusan yang kita pikirkan bukan dari Tuhan. Pilih buah yang baik dan kita akan memilih kehendak Tuhan.
Tuhan, beri aku rahmat untuk membedakan kehendak suci-Mu dalam hidupku. Tolonglah aku, khususnya, untuk melihat buah baik yang datang sebagai hasil dari mengikuti-Mu selalu. Saat Engkau menghasilkan buah yang baik dalam hidupku, Tuhan yang terkasih, bantu diriku untuk terus menyusuri jalan suci itu menuju kelimpahan.Yesus, aku percaya pada-Mu.
Amin
Renungan Harian Katolik 21 Juni 2022
Renungan Harian Katolik 23 Juni 2022
DATA MONITORING COVID-19 UMAT PAROKI ST ANDREAS TIDAR, MALANG
Silahkan mengisi Form di link ini untuk mendata umat terpapar covid
https://forms.gle/A2ZcCBSzMR9bi7aE7